Al-Qur’an surat Al-Qamar ayat 1-5
1. (“Telah dekat datangnya saat itu) Hari Kiamat (dan telah terbelah Bulan”).
2. (“Dan jika mereka) orang-orang musyrikin (melihat suatu tanda) mukjizat, (mereka berpaling dan berkataIni adalah (“sihir yang kuat").
3. (“Dan mereka mendustakan) Nabi
Muhammad saw (dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan)
atau perkara yang baik maupun yang buruk (telah ada ketetapannya”).
4.
(“Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah)
berita-berita tentang dibinasakannya umat-umat yang telah mendustakan
rasul-rasul mereka oleh Allah (yang di dalamnya terdapat cegahan”) bagi
mereka untuk tidak melakukan hal serupa yaitu mendustakan rasul mereka.
5. (“Itulah suatu hikmah yang sempurna, tetapi tiada berguna peringatan-peringatan itu”) bagi kaum musyrik.
Asy-Syaikhain
dan Imam Hakim telah mengetengahkan hadits yang bersumber dari Ibnu
Mas’ud ra, Ibnu Mas’ud ra bercerita : “Aku melihat Bulan terbelah
menjadi 2 bagian di Mekkah, yaitu sebelum Nabi saw keluar
meninggalkannya (hijrah ke Madinah). Lalu orang-orang kafir Mekkah
mengatakan : “Dia (Nabi Muhammad saw) telah menyihir Bulan”. Maka
turunlah surat Al-Qamar ayat 1, orang-orang kafir Quraisy mendustakan
kerasulan Nabi saw dan mereka menantang beliau saw untuk menunjukkan
bukti tentang kerasulannya, lalu mereka meminta tanda bukti kenabian
kepada Nabi saw. Lantas Nabi saw memohon kepada Allah swt, maka
terbelahlah Bulan menjadi 2 bagian, 1 bagian Bulan di atas Gunung Abu
Qubais dan 1 bagian lagi di bawahnya.
Kejadian tersebut
disaksikan oleh orang banyak, baik orang yang berada dekat dengan lokasi
kejadian tersebut, maupun yang berada jauh darinya. Kejadian itu
berlangsung hingga Matahari terbenam, dan peristiwa itu bertepatan
dengan bulan purnama. Dengan kejadian itu, Allah telah menambah kadar
iman orang-orang mukmin. Sedangkan bagi orang-orang kafir yang telah
dikunci mati hatinya oleh Allah, mereka semakin mendustakan Nabi
Muhammad saw. Peristiwa terbelahnya Bulan tersebut terjadi pada tahun
ke-9 dari kenabian Rasulullah, yaitu tahun 619 Masehi. Diriwayatkan
bahwa terbelahnya Bulan ini merupakan mukjizat Nabi Muhammad saw yang
kadarnya mendekati mukjizat Al-Qur’an.
Beberapa tahun yang lalu
Prof.Dr.Zaghlul Raghib al-Najjar dalam sebuah perkuliahan di Fakultas
Kedokteran di Universitas Cardiff, Inggris menyampaikan penjelasan
ketika seorang muslim mengajukan pertanyaan tentang ayat-ayat yang ada
di awal surat Al-Qamar, apakah ayat-ayat itu bisa dikategorikan sebagai
mukjizat ilmiah Al-Qur;an? Profesor Zaghlul menjawab bahwa peristiwa itu
merupakan salah satu mukjizat indrawi yang diberikan kepada Rasulullah
saw untuk menegaskan kerasulannya di hadapan kaum kafir dan musyrik
Quraisy. Mukjizat bukanlah peristiwa alamiah sehingga proses terjadinya
tidak selalu bisa dijelaskan oleh teori pengetahuan. Seandainya mukjizat
itu tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan riwayat atau sirah Nabi
Muhammad saw, tentu kita yaitu kaum muslim hari ini tidak akan
mempercanyainya. Namun, kita menyakininya sebagai peristiwa yang
benar-benar terjadi karena disebutkan dalam Al-Qur’an.
Setelah
menyampaikan jawaban tersebut, seorang warga Inggris muslim meminta izin
kepada Profesor Zaghlul untuk memberikan sedikit penjelasan tambahan
atas jawaban beliau. Warga Inggris itu bernama David M Pidcock, seorang
muslim yang menjabat sebagai ketua partai muslim Inggris menceritakan
bahwa ia memiliki kenangan tersendiri dengan ayat-ayat di awal surah
Al-Qamar ini. Kisah itu terjadi pada tahun 1978, ketika ia melakukan
riset perbandingan agama dan membaca Al-Qur’an Al-Karim. Ketika membaca
ayat-ayat pertama surah Al-Qomar, ia tidak percaya bahwa Bulan pernah
terbelah lalu menyatu kembali. Namun dengan kuasa Allah, ia ditakdirkan
menonton siaran BBC di televisi yang menayangkan misi penjelajahan Luar
Angkasa. Acara itu dipandu oleh pembawa acara kenamaan Inggris yang
bernama James Burke.
Tamu yang diundang pada acara itu adalah 3
orang ilmuwan Amerika. Di tengah-tengah perbincangan, James Burke
mengkritik biaya penelitian Luar Angkasa yang menghabiskan puluhan
bahkan ratusan miliar dolar. “Padahal,” lanjut Burke, “di permukaan Bumi
ini ada jutaan manusia yang kelaparan, sakit, bodoh, dan terbelakang”.
Para ilmuwan itu menjawab bahwa penelitian Luar Angkasa dimaksudkan
untuk mengembangkan tehnik-tehnik di bidang kedokteran, industri dan
pertanian. “Dan itu telah tercapai”. Jawab para ilmuwan.
Namun
James Burke masih terus mengkritik pemborosan uang ini, terutama misi
pengiriman astronot ke Bulan yang memakan biaya sampai ratusan juta
dolar. Para ilmuwan itu terus berusaha menyakinkan James Burke bahwa
misi mereka itu berhasil menemukan fakta-fakta ilmiah baru.
Kata para
ilmuwan : “Seandainya biaya misi itu digunakan untuk meyakinkan orang
tentang fakta tersebut, kami yakin tidak ada seorang pun yang akan
percaya”.
James Burke sang pembawa acara pun bertanya, “Fakta apa?”
Para
ilmuwan menjawab : “Sebenarnya, Bulan pernah terbelah menjadi 2,
kemudian menyatu kembali. Rekahan-rekahan yang menegaskan peristiwa itu
dapat ditemukan di permukaan Bulan dan menghujam jauh ke dalam”.
Tuan
Pidcock meneruskan ceritanya, “Ketika melihat tayangan itu, aku
terlonjak dari tempat dudukku dan berteriak setengah tidak percaya :
“Itu adalah mukjizat Muhammad yang diceritakan dalam Al-Qur’an! Allah
memperlihatkan kebenaran mukjizat itu bagi kaum muslim di era hi-tech
ini melalui perantara ilmuwan Amerika yang telah menghabiskan biaya
tidak sedikit. Tidak salah lagi, Islam pasti agama yang benar. Aku
langsung mengambil kembali terjemahan Al-Qur’an dan membacanya dengan
gemetar. Ayat-ayat di awal surah Al-Qamar itulah yang membuatku masuk
Islam”.
Dengan naik pesawat ruang Angkasa yang bernama Orbiter 3
dari ketinggian sekitar 60 km di atas permukaan Bulan, para peneliti
ruang Angkasa membuktikan bahwa ada rekahan-rekahan yang panjang dan
menghujam jauh ke perut Bulan. Dalamnya rekahan-rekahan ini berkisar
antara setengah hingga ribuan meter, sementara lebarnya berkisar antara
setengah hingga 5 kilometer. Rekahan-rekahan yang dikenal dengan nama
Rima or Lunar Rilles itu membentuk jalur yang membelah Bulan dan
dihubungkan beberapa lubang dengan kedalaman lebih dari 9 kilometer dan
luas lebih dari 1000 kilometer. Salah satu rekahan yang terkenal adalah
kawah Hyginus Rille yang terletak di bagian tengah Bulan, panjang kawah
ini diperkirakan lebih dari 150 km, setara dengan 5 km panjang di Bumi
dan kedalaman kawah ini kurang lebih 80 km, dan salah satu lubang yang
terkenal adalah Mare Orientalis. Fakta ini terungkap tepat di saat
sebagian muslim meragukan peristiwa terbelahnya Bulan dan bahwa
peristiwa itu merupakan salah satu tanda datangnya Hari Kiamat
sebagaimana disebutkan di awal surah Al-Qamar ayat 1:
(“Telah dekat datangnya saat itu”) Hari Kiamat.
Mereka
lupa sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Sahal ibnu Sa’d, bahwa Rasulullah menunjuk Bulan seraya bersabda :
“Aku
dibangkitkan (diangkat menjadi nabi) ketika aku dan Hari Kiamat seperti
ini”, seraya menunjukkan 2 jari tangannya yang berdekatan, menunjukkan
dekatnya masa Rasulullah saw dengan datangnya Hari Kiamat.
Orang yang mengingkari peristiwa terbelahnya Bulan berdasarkan firman Allah Al-Qur’an surat Al-Israa ayat 59
59.
(“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan)
kepadamu (tanda-tanda) kekuasan Kami (melainkan karena tanda-tanda itu
telah didustakan oleh orang-orang dahulu. dan telah Kami berikan kepada)
Kaum (Tsamud unta betina itu) sebagai mukjizat Nabi Shaleh as (yang
dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu) dengan
membunuhnya. (Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk
menakuti”) supaya mereka mau beriman.
Jika kita telaah
kitab-kitab hadits dan sirah atau sejarah Nabi Muhammad saw, kita akan
menemukan beberapa riwayat yang bercerita tentang terbelahnya Bulan.
Tidak sedikit sahabat yang bercerita tentang terbelahnya Bulan, termasuk
diantaranya Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas. Bahkan catatan
sejarah dari India dan Cina kuno pun mengabadikan peristiwa itu. Dalam
buku “Muhammad Rasulullah”, karya Prof.Muhammad Hamidullah menjelaskan
bahwa sebuah manuskrip India kuno yang tersimpan di Museum Britania
London, menceritakan bahwa salah seorang raja Malabar di sebelah barat
daya India bernama Raja Chakrawati Farmas, pernah menyaksikan peristiwa
terbelahnya Bulan di masa Rasulullah saw, lalu sang raja bercerita
kepada orang-orang. Suatu ketika serombongn pedagang muslim yang hendak
berlayar ke Cina singgah di Malabar.
Ketika mendengar cerita
pengalaman Raja Chakrawati itu, mereka berusaha menyakinkan sang raja
bahwa peristiwa itu merupakan mukjizat Rasulullah saw. Akhirnya raja itu
mengunjungi Rasulullah saw dan menyatakan ke-Islamannya, Namun ajal
menjemputnya sebelum ia tiba di tanah airnya, jenazahnya dikuburkan di
daerah Thafar. Ketika kabar tentang Raja Chakrawati ini sampai di Negeri
Malabar, rakyatnya menyatakan masuk Islam, sehingga mereka menjadi
penduduk India yang pertama masuk Islam. Banyak riwayat yang bercerita
tentang mukjizat yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw semasa hidupnya.
Dari Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa penduduk
Mekkah pernah meminta Rasulullah saw untuk menunjukkan salah satu tanda
kerasulannya. Lalu Rasulullah saw memperlihatkan kepada mereka Bulan
yang terbelah, mereka pun melihat terbelahnya Bulan menjadi 2 bagian,
tetapi setelah itu mereka mendustakannya.